Tuesday, March 29, 2011

Kalam Hikmah-Penyejuk Jiwa

           SAIDINA ABU BAKAR :
  1. Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub karena suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.
  2. Semoga aku menjadi pohon yang ditebang kemudian digunakan.
  3. Dia berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah orang yang paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!" 
SAIDINA UMAR BIN KHATTAB :
  1. Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti.
  2. Barangsiapa takut kepada Allah SWT niscaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.
  3. Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia.
SAIDINA ALI KARAMALLAHU WAJHAH :
  1. Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahwa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik sebagaimana yang Engkau cintai.
  2. Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, karena sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?
    Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.
  3. Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.
UMAR BIN AZIZ :
  1. Orang yang bertakwa itu dikekang.
  2. Sesungguhnya syubhat itu pada yang halal.
  3. Kemaafan yang utama itu adalah ketika berkuasa.
SUFFIAN AS THAURI :
  1. Tidak ada ketaatan bagi kedua ibu-bapak pada perkara syubhat.
  2. Sesungguhnya seorang lelaki itu berharta bila dia zuhud di dunia, dan sesungguhnya seorang itu adalah fakir bila dia gemar pada dunia.
  3. Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunat.
IMAM AS SYAFIE :
  1. Barangsiapa menghendaki akhirat wajib baginya ikhlas pada ilmu.
  2. Tidak ada sesuatu yang lebih indah pada ulama kecuali dengan kefakiran dan mencukupi dengan apa yang ada serta redha dengan keduanya.
  3. Hendaklah kamu berilmu pengetahuan sebelum kamu menjadi ketua, sebab sesudah kamu menjadi ketua, tidak ada jalan lagi bagimu untuk mencari pengetahuan.
    Orang yang berakal itu adalah orang yang akalnya dapat mengawal segala sifat-sifat mazmumah (sifat keji).
    Barangsiapa yang menyukai bila Allah menutupinya dengan kebaikan maka hendaklah dia bersangka baik terhadap manusia.
IMAM MALIK :
  1. Ilmu itu bukanlah dengan membanyakkan riwayat tetapi ilmu itu adalah cahaya yang Allah letakkan dalam hati.
  2. Apabila seseorang itu memuji dirinya maka hilanglah cahayanya.
  3. Wajib bagi orang yang menuntut ilmu untuk memiliki kebesaran, ketenangan dan ketakutan.
IMAM ABU HANIFAH :
  1. Tidak sekalipun aku shalat kecuali aku doakan untuk guruku Hammad dan juga mereka yang pernah mengajarku serta mereka yang pernah aku ajar. (murid-muridnya).
  2. Aku telah 50 tahun bergaul dengan manusia. Tidak kudapati seorangpun yang mengampunkan kesalahanku. Tidak ada yang menghubungi aku ketika aku memutuskan hubungan dengannya. Tidak ada yang menutup keaibanku dan aku tidak akan merasa aman darinya bila dia murka kepadaku. Maka yang lebih mereka bimbangkan adalah perkara yang besar-besar.
  3. Telah sampai berita kepadaku, bahwa tidak ada yang lebih mulia daripada seorang alim yang warak.
IMAM AHMAD :
Jangan kamu mengambil ilmu dari orang yang mengambil benda dunia di atas ilmunya. 
SUFFIAN BIN UYAINAH :
  1. Dua perkara yang susah sekali untuk mengobatinya yaitu meninggalkan loba (tamak) untuk manusia dan mengikhlaskan amal untuk Allah.
  2. Siapa yang ditambah akalnya maka kuranglah rezekinya.
  3. Zuhud di dunia itu adalah sabar dan menunggu-nunggu kedatangan mati.
  4. Ilmu itu jika tidak memberi manfaat padamu maka akan memberi mudarat padamu.
  5. Orang yang menuntut ilmu tidak akan dianggap sebagai orang yang berakal hingga dia melihat dirinya lebih hina dari sekalian manusia.
Surat dari ibu Aisyah r.a untuk Khalifah Muawiyah berbunyi sebagai berikut :
"Aku dengar Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mengusahakan keredhaan Allah sampai manusia kesal kepadanya, ia akan dibantu Allah dalam menghadapi manusia. Dan siapa yang tidak menghiraukan Allah agar disenangi manusia nasibnya akan diserahkan Allah pada manusia."
Oleh itu tetaplah hati tuan dalam takut pada Allah karena bila tuan takut pada Allah, Dia akan membantumu terhadap manusia. Tetapi kalau tuan takut pada manusia mereka tidak akan dapat menolongmu terhadap Allah sedikit pun."
 
Khalifah Umar Ibnu Aziz menasehati gubernur-gubernur di daerah pemerintahannya dengan perkataan sebagai berikut :"Kekuasaan yang ada di tangan saudara-saudara telah memungkinkan kalian untuk menzalimi rakyat. Bila terasa di hati kalian untuk menzalimi seseorang, ingatlah segera betapa besarnya kekuasaan Allah atas diri saudara-saudara."
"Ketahuilah bahwa satu kejahatan yang anda timpakan pada rakyat lambat laun akan hilang bekasnya dari mereka tetapi bekasnya akan tetap untuk saudara-saudara dalam daftar dosa. Ketahuilah pula bahwa Allah SWT membela orang teraniaya terhadap yang menzaliminya."
 
Luqmanul Hakim menasehati anaknya :"Wahai anakku, dampingilah selalu para ulama dan jangan engkau banyak berdebat dengan mereka agar jangan dibenci oleh mereka."
"Ambillah dari dunia sekedar keperluan dan biayakan (belanjakan) kelebihan hasil usahamu untuk Akhirat. Dunia jangan ditolak semua agar engkau tidak menjadi ‘parasit’ (orang yang menumpang hidup pada orang lain tanpa membalas apa-apa) yang menyusahkan manusia (orang) lain."

"Berpuasalah selalu untuk menundukkan nafsumu, tetapi jangan sampai meletihkan badan sehingga merusak shalatmu karena shalat lebih utama dari puasa."
"Janganlah engkau duduk berteman dengan orang yang bodoh, sombong dan jangan didekati orang yang bermuka dua."
 
Pernah Allah SWT bertanya kepada Nabi Yaakub a.s. :
"Tahukah kamu kenapa Kupisahkan engkau dengan puteramu Yusuf?"
"Tidak, ya Tuhanku," jawab Nabi Yaakub a.s.
"Yaitu karena kata-katamu yang mengatakan, "Aku takut karena dia akan dimakan serigala waktu kamu (saudara-saudara Yusuf) lalai bermain-main", Kenapa engkau bimbang pada serigala tetapi tidak menyatakan harapan pada-Ku? Engkau hanya memandang kelalaian saudara-saudaranya saja tapi engkau tidak memandang perlindungan-Ku terhadapnya (Yusuf)."
Kemudian Allah bertanya lagi pada Nabi Yaakub a.s.,
"Tahukah kamu kenapa Yusuf Aku kembalikan padamu?"
"Tidak, ya Tuhanku," jawab Nabi Yaakub a.s.
"Juga karena kata-katamu, "Semoga Allah akan mengembalikan semua padaku". Dan karena kata-katamu, "Pergilah untuk mencari Yusuf dan adiknya dan janganlah kamu berputus asa."
 
Kata Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:"Yang paling awal diseru di hari kiamat adalah orang yang hafal Al Quran dan seorang yang syahid dalam peperangan serta seorang yang kaya."
Maka firman Allah kepada yang hafal Al Quran,
"Apakah Aku tidak mengajarmu? Mengajar Al Quran yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku?"
Jawab orang itu, "Tentu saja ya Tuhanku."

Dan firman Allah, "Digunakan untuk apa ilmu yang kau miliki itu?"
Jawabnya, "Aku amalkan dan aku kaji siang dan malam."

Firman Tuhan, "Kamu dusta!"
Demikian pula para malaikat berkata, "Kamu dusta."

Firman Tuhan, "Sebenarnya Kamu hanya ingin menjadi seorang qari maka cukuplah pujian orang-orang itu sebagai ganjaranmu. Itulah bagianmu."
Sekarang giliran orang yang mati di dalam peperangan dihadapkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan Tuhan berfirman,
"Apakah yang engkau telah lakukan di dunia?"
Jawabnya, "Saya diperintahkan ikut perang sabil, kemudian perintah itu saya jalankan sampai saya mati dalam peperangan itu."

Firman Allah: "Kamu dusta!"
Demikian pula para malaikat berkata, "Kamu dusta."

Firman Allah, "Sebetulnya kamu ingin dipuji sebagai seorang yang berani (pahlawan). Cukuplah pujian itu sebagai bagianmu."
Kemudian tibalah giliran orang kaya dihadapkan ke hadirat Allah SWT. Firman Allah,
"Apakah engkau tidak diberi kekayaan oleh-Ku? Sehingga engkau tidak memberikan kepada sesiapapun?"
Jawab orang kaya, "Tentu saja ya Tuhan, hamba telah diberi kekayaan olehMu."

Firman Tuhan,"Dipergunakan untuk apa kekayaan yang Aku berikan padamu itu?"
Jawabnya, "Saya pergunakan untuk bersilaturrahim dan bersedekah."

Firman Tuhan, "Kamu berdusta!"
Demikian pula para malaikat berkata, "Kamu berdusta."

Firman Tuhan, "Sebetulnya kamu ingin dipuji sebagai seorang yang pemurah. Pujian orang-orang itulah sebagai bagian untukmu."
"Kemudian Rasulullah menepuk lututku," kata Abu Hurairah dan Rasulullah bersabda, "Ya Abu Hurairah untuk merekalah Api Neraka pertama kali akan dinyalakan." 
Dari Muaz, Rasulullah SAW bersabda :
"Puji syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, wahai Muaz!"
Jawabku, "Ya, Sayidil Mursalin."

Sabda Rasulullah SAW, "Sekarang aku akan menceritakan sesuatu kepadamu yang apabila engkau hafalkan (diambil perhatian) olehmu akan berguna tetapi kalau engkau lupakan (tidak dipedulikan) olehmu maka kamu tidak akan mempunyai alasan di hadapan Allah kelak."
"Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dari bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu menurut ukuran pintu dan keagungannya."
"Maka malaikat yang memelihara amalan si hamba (malaikat hafazah) akan naik ke langit membawa amal itu ke langit pertama. Penjaga langit pertama akan berkata kepada malaikat Hafazah,"Saya penjaga tukang mengumpat. Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang mengumpat".
"Esoknya, naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di langit kedua penjaga pintunya berkata,"Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya amalan itu ditahan jangan sampai lepas ke langit yang lain."
"Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit ketiga berkata, "Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang sombong."
Rasulullah SAW meneruskan sabdanya,
"Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit itu berkata,"Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya. Dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku menahan amalan si ujub."

Seterusnya amalan si hamba yang lulus ke langit kelima dalam keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain. Tetapi di pintu langit penjaganya berkata,"Itu adalah amalan tukang hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan pada hamba-Nya. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan kembali ke mukanya. Allah tidak terima amalan pendengki dan hasad."
Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata,"Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melemparkan kembali amalan yang indah itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang dapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan itu jangan melintasi langit ini."
Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang dapat lepas hingga ke langit ketujuh. Cahayanya bagaikan kilat, suaranya bergemuruh. Di antara amalan itu ialah shalat, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain.
Tetapi penjaga pintu langit berkata,"Saya ini penjaga sum’ah (ingin kemasyhuran). Sesungguhnya si hamba ini ingin termasyhur dalam kelompoknya dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan padaku agar amalan itu jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka itulah riya'. Allah tidak akan menerima dan mengabulkan orang-orang yang riya'."
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan mulia serta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadirat Allah SWT.
Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.

Tetapi firman Tuhan,"Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Aku adalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu Aku. Aku adalah Maha Mengetahui."
"Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi."
"Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya ini?"
"Laknat-Ku tetap padanya."
Dan ketujuh-tujuh malaikat beserta 3000 malaikat yang mengiringinya pun berkata:
"Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekalian bagi mereka."
Dan semua yang di langit turut berkata,"Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat."

Sayidina Muaz (yang meriwayatkan hadist ini) kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat selamat dari apa yang diceritakan ini?"
Sabda Rasulullah SAW, "Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan."

Muaz bertanya kembali,"Ya, tuan ini Rasulullah sedangkan saya ini hanyalah si Muaz bin Jabal, bagaimana saya dapat selamat dan bisa lepas dari bahaya tersebut?"
Bersabda Rasulullah, "Ya begitulah, kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain."

"Jangan riya' dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia dan akhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut padamu, jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan, jangan mengoyak perasaan orang lain dengan mulutmu, karena kelak engkau akan dikoyak-koyak oleh anjing-anjing neraka jahanam."
Sebagaimana firman Allah yang bermaksud,"Di neraka itu ada anjing-anjing yang mengoyak badan manusia."
Muaz berkata, "Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?"
Jawab Rasulullah SAW, "Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukuplah untuk menghindari semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci bila sesuatu yang dibenci olehmu terjadi pada orang lain. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar dari api neraka." 
Nabi SAW bersabda :
Allah SWT berfirman,"Sekurang-kurangnya tindakan-Ku terhadap seorang hamba yang lebih mengutamakan nafsunya dari berbuat taat kepada-Ku tidak Kuberi padanya kebahagiaan bermunajat kepada-Ku."


Sayidina Ali r.a. berkata :
"Dasar kekafiran itu dikelilingi oleh empat tiang yaitu kasar hati, buta fikiran, lalai dan prasangka. Orang berhati kasar akan menghina kebenaran, menunjukan kejahatan dan mengutuk orang-orang pandai."
"Buta hati, lupa zikrullah dan lalai akan menjauhkan diri dari ketetapan Allah, dan orang yang syak wasangka akan tertipu oleh angan-angan. Sampai akhirnya ia ditimpa kecewa dan sesal yang tidak berujung karena diperlihatkan oleh Allah hal-hal yang selama ini tidak difikirkannya." 
Nabi SAW bersabda:
"Sekurang-kurangnya (hati) mu mesti berisi keyakinan dan keteguhan dalam bersabar. Siapa yang mendapatkan kedua hal itu, tidak mengapa baginya bila kadang-kadang lalai dalam mengerjakan shalat sunat di malam hari dan puasa sunat di siang hari."
"Orang-orang sabar dalam keadaan itu lebih disukai. Aku khawatir sepeninggalku dunia akan terbuka luas di depanmu, lalu masing-masing bersifat nafsi-nafsi, engkau-engkau, aku-aku dan kamu tidak kenal lagi penduduk langit. Di waktu itu siapa yang sabar dan ikhlas akan memenangkan pahala yang selengkapnya."
Firman Allah : Terjemahannya : Apa yang ada pada kamu akan habis dan apa yang di sisi Allah akan kekal dan akan Kami beri tambahan pahala pada orang-orang yang sabar dalam apa yang mereka lakukan. (An Nahl: 96) 
Dalam atsar dari Ibnu Abbas menceritakan ketika Nabi masuk ke suatu perkumpulan kaum Ansar baginda bertanya :
"Apakah saudara-saudara telah betul-betul Mukmin?"
Umar lalu menjawab, "Benar ya Rasulullah."
Baginda bertanya lagi, "Apakah ciri-ciri iman, saudara-saudara?"
Hadirin menjawab, "Kami bersyukur atas kesenangan, bersabar atas cobaan dan redha menerima ketentuan Tuhan." Lalu Nabi bersabda, "Memang anda semua Mukmin sejati, demi Tuhan Kaabah." 
Termaktub dalam sepucuk surat Khalifah Umar kepada Abu Musa Al Ashaari,
"Hadapilah sifat sabar dan ketahuilah bahwa sifat sabar itu dua macam, di mana yang satu lebih afdol dari yang lain. Sabar dalam musibah adalah sifat baik namun lebih afdal lagi sabar dalam menghindar larangan Allah SWT.
Ketahuilah bahwa sabar itu berhubungan dengan iman karena kebajikan yang paling utama adalah takwa dan takwa hanya dapat dicapai dengan sabar." 
Nabi Sulaiman a.s. pernah dihukum Allah selama 40 hari
Semasa baginda dihukum, banyak orang berbuat kasar dengannya. Sebab itu saat Nabi Sulaiman a.s. bebas dan menjadi raja kembali, ada seorang umatnya datang meminta maaf pada Nabi Sulaiman a.s. Nabi Allah itu menjawab,"Aku tidak mengumpat tentang apa yang telah kamu lakukan dan tidak lupa pula memuji sikapmu sekarang. Sesungguhnya semua yang telah terjadi itu adalah perintah dari langit yang mesti terjadi." 
Seorang ulama salaf berkata
"Setiap seorang hamba berbuat dosa, bumi tempat ia berdiri meminta keizinan Tuhan untuk membenamkannya dan langit yang di atas kepalanya memohon izin untuk gugur menimpanya."Tetapi Tuhan berfirman pada langit dan bumi itu,
"Tahanlah bahaya untuk hamba-Ku itu dan beri dia waktu. Mungkin dia bertaubat pada-Ku lalu Aku ampunkan dan mungkin saja dia menggantikan kerja buruknya dengan amalan yang baik lalu Aku gantikan dosanya dengan pahala."
Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah :
Terjemahannya : Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi dari terjatuh dan kalau keduanya terjatuh tiada seorang pun yang akan bisa menahan selain Dia. (Faathir : 41) 
Rasulullah SAW bersabda :
"Ya Tuhanku, karuniakanlah aku dua mata yang berlinang meneteskan air mata sebelum datang saat di mana mata menetiskan darah dan gigi menjadi bara."
Ummul Mukminin Sayidatina Aisyah bertanya kepada Nabi SAW :
Wahai Rasulullah, "Apakah ada umatmu yang nanti dapat masuk syurga tanpa hisab?"
Jawab baginda,"Ada, yaitu orang yang mengenang dosanya lalu dia menangis." 
Yahaya bin Muaz r.a berkata,
"Malang sekali nasib keturunan Nabi Adam a.s. Kalau mereka mencemaskan Neraka seperti mencemaskan kemiskinan tentulah dia akan masuk Syurga." 
Diriwayatkan :
Seorang Nabi mengeluh kepada Allah bahwa dia telah menderita lapar dan kekurangan pakaian selama bertahun-tahun dan pakaiannya hanyalah jubah bulu yang kasar. Lalu Allah mewahyukan kepadanya,"Wahai hamba-Ku, tidakkah engkau senang hati karena hatimu telah Aku lindungi dari sikap kafir terhadap-Ku hingga engkau minta pula diberi keduniaan?" 
Sebahagian ulama’ salaf bermunajat seperti ini :
"Ya Allah, generasi mana yang tidak membuat kedurhakaan padaMu namun Engkau tetap memberi rezeki kepada mereka. Sesungguhnya Maha Suci Engkau dan Maha Penyantun. Demi kemuliaanMu, Engkau didurhakai manusia namun Engkau tetap melimpahkan pemberian dan rezeki, bagaikan Engkau tidak pandai marah pada mereka, wahai Tuhan kami


sumber: http://irdy74.multiply.com/journal/item/194 

Friday, March 25, 2011

Terjemahan Selawat Adnaniyyah

SELAWAT ADNANIYYAH
(BANI ADNAN)

صلى عليك الله يا عدنان
Tuhan memberkati kamu, wahai Adnan (Datuk Nabi yang ke-20)

يا مصطفى يا صفوة الرحمن
Wahai Yang Terpilih Wahai Yang Penuh keIkhlasan & Pengasih

الحمد لله الذي أعطاني 
Segala puji bagi Allah yang mengurniakan kepada ku 

هذا الغلام الطيب الأردان 
Anak lelaki yang baik akhlaknya dan sifatnya

قد ساد فى المهد على الغلمان 
Kebaikannya itu telah mengatasi dengan jelas anak-anak lelaki lain 

أعيذه بالبيت ذي الأركان 
Ku melindunginya dengan rumah yang mempunyai kerukunan/peraturan (melindunginya dengan Allah “Tuhan Ka’bah”)

حتى أراه بالغ البنيان
Sehingga aku melihatnya sudah baligh/matang dan bertubuh kuat dan sihat 

أنت الذي سمية في القرآن 
Engkaulah yang telah disebutkan (dinamakan) di dalam Al-Quran

أحمد مكتوب على الجنان 
Ahmad yang tertulis di langit

صلى عليك الله في الأحيان 
Allah memberkatimu dalam kehidupan yang berterusan 

أحمده في السر والبرهان
Ku memujinya secara rahsia dan nyata (dalam hati dan lafaz dengan lidah)

حقا على الإسلام والإيمان 
Yang benar-benar berhak ke atas Islam & Iman 

يا ربنا بالمصطفى العدنان 
Wahai Tuhan Kami, kami bertawassul dengan berkat yang terpilih dari Bani Adnan 

اغفر ذنوبي ثم أصلح شأني يا الله
Ampunkanlah kiranya dosa-dosaku,kemudian perbaikilah kiranya diriku ini Ya Allah



Monday, March 21, 2011

Wasiat Rasulullah dalam Sulalatus Salatin

Wasiat Rasulullah dalam Sulalatus Salatin:

Sulalatus Salatin atau Sejarah Melayu memperlihatkan kisah yang menarik mengenai pengislaman raja Samudera Pasai yang dikatakan sebagai kerajaan pertama yang memeluk Islam di Alam Nusantara.
 Riwayatnya di dalam Sulalatus Salatin adalah seperti berikut;

Sebermula maka tersebutlah pada zaman Rasulullah SAW, baginda bersabda pada segala sahabat :

“Pada akhir zaman kelak, ada sebuah negeri di bawah angin, Samudera namanya. Maka apabila kamu mendengar khabarnya isi Samudera itu, maka segeralah kamu pergi ke negeri itu, bawa isi negeri Samudera masuk Islam, kerana dalam negeri itu banyak wali Allah akan jadi, tetapi ada pula seorang faqir di negeri Mu’tabari namanya (Malabar India), ialah kamu bawa beserta kamu”

Setelah berapa lamanya, kemudian daripada sabda Nabi SAW, maka terdengarlah kepada segala negeri, datang ke Mekah pun kedengaran nama negeri Samudera itu. Syarif di Mekah menyuruhkan sebuah kapal membawa segala perkakasan kerajaan seraya disuruhnya singgah ke negeri Mu’tabari, adapun nama nakhoda kapal itu Syeikh Ismail.

Maka apabila kapal itu pun belayarlah, ia singgah di negeri Mu’tabari. Adapun raja di dalam negeri itu Sultan Muhammad namanya; maka baginda pun bertanya, “Kapal ini dari mana” ? Maka sahut orang dalam kapal itu, “Adalah kami ini kapal dari Mekah, hendak pergi ke negeri Samudera”

Adapun Sultan Muhammad itu daripada cucu Saidina Abu Bakar As Siddiq RA. Maka ujar orang kapal itu “Kerana kami pergi dengan sabda Nabi SAW”

Setelah didengar oleh Sultan Muhammad sabda Rasulullah SAW itu, maka dirajakannya anaknya yang tua di negei Mutabari akan ganti kerajaannya, maka baginda dengan anakanda baginda yang muda memakai pakaian fakir, meninggalkan kerajaan turun dari istana lalu naik kapal itu, katanya ” Kamu bawalah hamba ke negeri Samudera”. Maka pada hati orang seisi kapal itu, bahawa “ini mudah-mudahan faqir seperti sabda Rasulullah SAW itu”. Maka faqir itupun dibawanya naik kapal lalu belayar.

Maka kapal itupun belayarlah ke Samudera. Maka faqir itupun naik ke darat, maka ia bertemu dengan Merah Silu berkarang dipantai. Maka fakir itupun bertanya katanya, “Apa negeri ini?” Maka sahut Merah Silu, “Adapun nama negeri ini Samudera”. Maka kata faqir itu, “Siapa nama pengetuanya dalam negeri ini?” Sahut Merah Silu, “Hambalah pengetua sekalian mereka itu “. Maka oleh faqir itu diislamkannya dan diajari kalimah Syahadah. Setelah Merah Silu Islam maka Merah Silupun kembali ke rumahnya.

Shahadan pada malam itu Merah Silu pun tidur, maka ia bermimpi dirinya berpandangan dgn Rasulullah SAW. Maka sabda Rasulullah SAW kepada Merah Silu, “ngangakan mulutmu”. Maka oleh Merah Silu dingangakan mulutnya, diludahi oleh Rasulullah SAW mulut Merah Silu. Maka Merah Silu pun terjaga dari tidurnya. Diciumnya bau tubuhnya seperti narawastu. Telah siang hari maka faqir pun naik ke darat membawa Quran disuruhnya baca pada Merah Silu. Maka oleh Merah Silu dibacanya Quran itu, maka kata faqir kepada nakhoda kapal; “Inilah negeri Samudera seperti sabda Rasulullah SAW itu”.

Maka oleh Syeikh Ismail segala perkakasan kerajaan yang dibawanya itu semua diturunkannya dari dalam kapal itu. Maka Merah Silu dirajakannya dinamai Sultan Malikus Saleh. Maka Syeikh Ismailpun belayarlah kembali ke Mekah, dan faqir itu (cucu kepada Saidina Abu Bakar As Sidiq) itu tinggallah dinegeri Samudera akan menetapi Islam isi negeri Samudera itu.

Catatan :

Sultan Malikus Saleh menjadi Raja kesultanan Pasai yang pertama dan raja terawal menganut Islam di Alam Melayu. Makam baginda tercatat tarikh kemangkatannya dalam tahun 676 Hijrah (1297 Masihi).

Salalatus Salatin dikarang oleh Tun Seri Lanang yang merupakan keturunan dari bendahara Tun Perak. Beliau mangkat di Samalanga Acheh dan dikenali sebagai Dato Bendahara ke Ache

Cara memotong kuku mengikut Sunah Rasulullah SAW

Memotong kuku ini termasuk didalam sunan al-fitrah, atau pun perkara biasa yang mesti dilakukan oleh seseorang muslim. Anas meriwayatkan bahawa :

وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الأَظْفَارِ وَنَتْفِ الإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
"Dia (Nabi saw) telah memberikan waktu kepada kami agar memotong misai kami, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan; kita tidak dibenarkan meninggalkannya lebih dari 40 hari" [Hadith Riwayat Muslim].





Kaedah memotong kuku mengikut sunnah Rasulullah SAW

Sunday, March 20, 2011

Jepun dilanda "Todak"

Jepun -Walaupun sudah lebih beberapa minggu bencana tsunami yang melanda  Jepun, namun kesannya akan tetap dirasai untuk jangka masa yang lama  kerana bencana tsunami kali ini dikatakan yang terburuk sejak 140 tahun lalu. Tsunami di Jepun berlaku akibat daripada gempa bumi bermagnitud 8.9 skala ritcher  di tengah lautan yang menggegarkan hampir keseluruhan Jepun dan terus mengakibatkan berlakunya bencana ini.  


Sekitar tragedi tsunami dan gempa bumi di Jepun:














Selepas digegarkan dengan tragedi gempa bumi dan tsunami yang mengorbankan ribuan nyawa ini, Jepun berdepan dengan masalah baru iaitu kerosakan loji nuklear di Fukushima. Apa yang lebih membimbangkan ialah kesan bahan radioaktif yang terbebas apabila berlaku beberapa siri letupan di reaktor nuklear terbabit.


Menurut kajian yang dilakukan, punca sebenarnya ialah tsunami selepas berlakunya gempa bumi di dasar laut. Rentetan dari kejadian tsunami berlaku pula kejadian yang tidak diduga melibatkan reaktor nuklear sehingga menyebabkan letupan gas hidrogen dalam bangunan reaktor. Kesemua sistem pendinginan reaktor menggunakan kuasa elektrik. Apabila berlaku gempa bumi, operasi reaktor akan terhenti (shut-down) secara automatik dan bekalan elektrik terputus.  Bekalan elektrik kecemasan dijana oleh generator diesel tetapi setelah dilanda tsunami generator juga mengalami kerosakan dan bekalan elektrik terputus sama sekali. 


Sementara menunggu bekalan elektrik bergerak (mobile electrical supply) tiba bahan api reaktor terus memanas kerana tidak disejukkan.  Kegagalan penyejukan teras reaktor yang mengandungi bahanapi Uranium tersinar mengakibatkan peningkatan suhu yang berterusan sehingga berlaku pencairan separa  (partial meltdown) dan peningkatan tekanan terus berlaku dalam reaktor. Apabila stim dilepaskan untuk menurunkan tekanan dari 800 kPa ke 400kPa gas hidrogen juga terbebas dan menyebabkan bumbung bangunan reaktor meletup.

Nasib yang sama menimpa reaktor Daiichi 1, 2 dan 3. Kebakaran pada reaktor Daiichi 4berlaku disebabkan oleh tempat simpanan bahanapi uranium tersinar/terpakai tidak disejukan dan berlaku pemanasan. Daiichi 4 masih belum berjaya disejukkan sepenuhnya kerana suhu kolam simpanan bahanapi terpakai masih tinggi iaitu 84’ C  sedangkan dalam operasi biasa perlu dikekalkan pada suhu 25 'C. (Sumber: MajalahSains.Com)

Sekitar krisis nuklear di Jepun;

A radiation detector marks 0.6 microsieverts, exceeding normal day data Tuesday March 15, 2011, near Shibuya train station in Tokyo, four days after a strong earthquake damaged a nuclear power plant in Fukushima Prefecture, northeastern Japan.

In this undated but recent photo released by Tokyo Electric Power Co. , the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant reactors stand in line intact in Okumamachi in Fukushima Prefecture (state), northeastern Japan. Reactors encased in square boxes, from left, are: Unit 4, Unit 3, Unit 2, Unit 1, Unit 5 and Unit 6.
 Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant reactors 

A boat lies in a street after being washed inshore by the recent tsunami in Hishonomaki, Miyagi prefecture on March 15, 2011. Japan's government on March 15 urged people against panic-buying of food and supplies, as the country grapples with an earthquake and tsunami and resulting nuclear crisis.
Bot di tengah jalanraya

A sailboat sits among debris in Ofunato, Iwate Prefecture, in this U.S. Navy handout photo dated March 15, 2011. The city was largely destroyed following the 9.0 earthquake and tsunami that hit the country on March 11, 2011.

Two women look over buildings that were devastated by Friday's massive quake and tsunami, at Kesennuma, northeastern Japan, on Tuesday March 15, 2011.

CORRECTION CITYA man pushes a bicycle as a boat is seen in the background after crashing into buildings in Ishonomaki, Miyagi prefecture on March 15, 2011. Japan's government on March 15 urged people against panic-buying of food and supplies, as the country grapples with an earthquake and tsunami and resulting nuclear crisis.

Vessels lie on the ground of a devastated area in Kesennuma, northern Japan, Tuesday, March 15, 2011, four days after a powerful earthquake-triggered tsunami hit the country's east coast.

A family looks at the area where their house used to stand in Ozuchi, Iwate prefecture, on March 15, 2011. Explosions and a fire at Japan's quake-hit nuclear plant unleashed dangerous radiation, sparking a collapse on the stock market and panic-buying in supermarkets in a country already hard hit by a monster earthquake and a tsunami on March 11, 2011.

A resident stands on rubble in Ozuchi, Iwate prefecture, on March 15, 2011. Explosions and a fire at Japan's quake-hit nuclear plant unleashed dangerous radiation, sparking a collapse on the stock market and panic-buying in supermarkets in a country already hard hit by a monster earthquake and a tsunami on March11, 2011.
Kemusnahan harta benda

Allah SWT berfirman, "Tiada suatu bencana pun yang menimpa dibumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [lauh mahfuz] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah," (QS.al-hadid[57]:22)

"Telah tampak kerosakkan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar." (QS.ar-Rum[30]:41)

Saturday, March 19, 2011

binnabil huda :)

Assalamualaikum :)

Terdengar lagu ini buat kali pertama terus tertarik dan tersentuh. Cuba lah dengar dan menghayati makna setiap baris lagu ini. Semoga memberi manfaat kepada semua. 

Binnabil huda Ya Rasulussalam
Wayamursala rahmatan lil anam
 
‘Alaikassolatu wa’alaikassalam
 
Wasohbika wattabi’inal kirom
Dengan Nabi yang membawa hidayah
Wahai utusan rahmat sekalian alam
 
Selawat salam pujian untukmu
 
Para sahabat juga tabi’in yang mulia.

Binnabil huda nahnu jundul huda
Sanabqi ‘alal ‘ahdi tulul mada
 
Bazzhalnaddima wartadhoinar-roda
 
Li nashril huda Ya Rasulussalam
Dengan Nabi yang membawa hidayah
Kami sambung perjuangan sucimu
 
Berkorban jiwa raga untuk agama
 
Janji taat setia selamanya

Ya Mustofa Rasullallah
Ya Sanadi Ya Sayyidi
Wahai yang Terpilih, Utusan Allah
Kau sandaranku, Pemimpinku

Sollu..Sollu, sollu, sollu..
Allahumma solli wassallim ‘ala sayyidina Muhammad wa aalihi Muhammad
 
Allahumma solli wassallim ‘ala sayyidina Muhammad wa sohbihi Muhammad
Mari selawat beramai-ramai
Ya Allah, selawat atas baginda Muhammad, dan keluarganya
 
Ya Allah, selawat atas baginda Muhammad dan para sahabatnya.

Binnabil huda nahnu jundul huda
Sanabqi ‘alal ‘ahdi tulul mada
 
Bazzhalnaddima wartadhoinar-roda
 
Li nashril huda Ya Rasulussalam
Dengan Nabi yang membawa hidayah
Kami sambung perjuangan sucimu
 
Berkorban jiwa raga untuk agama
 
Janji taat setia selamanya

Ya Shafi’ie Khuz biyadi
Ya Rasullallah, Habiballah
 
Huwal Hadil Basyir
Wahai yg memberi syafaat ambil/pegang tanganku,
Pesuruh Allah, Kekasih Allah,
 
Dialah petunjuk, dialah pemberi khabar gembira.

Sollu,sollu, sollu, sollu..
Allahumma solli wassallim ‘ala sayyidina Muhammad wa aalihi Muhammad
 
Allahumma solli wassallim ‘ala sayyidina Muhammad wa sohbihi Muhammad
Mari selawat beramai-ramai,
Ya Allah, selawat atas baginda muhammad, dan keluarganya,
 
Ya Allah, selawat atas baginda muhammad dan para sahabatnya.

Shafi’una..shafi’una..shafi’una..shafi’una..
Wahai yg memberi syafaat,
Rasulallah.. 
Habiballah..
 
KeNabiyallah..
 
Sofiyallah

Ya Allah, selawat atas baginda muhammad, dan keluarganya
Ya Allah, selawat atas baginda muhammad dan para sahabatnya
 
Ya Allah, selawat atas baginda muhammad, dan keluarganya



Nasionalis bukan Racist

Nasionalis bukan Rasis (Racist)

Isu perkauman sering menjadi sesuatu yang subjektif dan sensitif pada masa kini. Jika sesuatu isu itu dikaitkan dengan bangsa maka ia akan sentiasa menjadi bualan orang ramai dan mereka yang mengutarakan isu itu digelar racist atau bersifat "assabiyah". Malangnya, pada pengamatan saya isu itu hanya terjadi apabila orang Melayu menyatakan hak mereka sebagai orang Melayu. Jika ada segelintir orang Melayu yang cuba untuk menegakkan keistimewaan mereka sebagai penduduk peribumi, maka pasti akan ada "khabar angin" yang tidak akan pasti mana puncanya menyatakan ketidak puasan hati akan perihal tersebut. Aku bukan racist tapi nasionalis, itu yang ingin saya nyatakan disini. Kini ramai yang salah menganggap bila disebut sahaja mengenai perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan, pasti seseorang atau golongan tersebut akan digelar racist. Apa itu racist?

Maksud Rasis (Racist)

Perkataan Rasis menurut Kamus Dewan Edisi ke 4 ialah orang yang mengamalkan kepercayaan atau junjungan bahawa hanya bangsanya sahaja yang dianggap unggul atau mendukung pendukung utama bangsa lain di dunia. Jika ditakrif dalam Bahasa Inggeris melalui perkataan racist pula sebagai kata nama, maksudnya seseorang dengan kepercayaan prejudis bahawa satu bangsa adalah lebih tinggi darjatnya dari bangsa yang lain. Jika digunakan sebagai kata sifat pula, rasis bermaksud perbuatan diskriminasi ke atas sesuatu bangsa atau agama.

Maka adakah benar Melayu itu rasis? Siapa yang rasis? Ini persoalan yang sangat kritikal dalam entri kali ini. Ini kerana perbuatan rasis ni dibuat oleh semua bangsa yang wujud di dunia ni. Cuma yang membezakan ianya bersifat "extreme" atau tidak sahaja. Bagi bangsa yang mahu mempertahankan kedudukannya di negara terbabit, contohnya bangsa Melayu di Tanah Melayu (Malaysia), bangsa itu perlu bersifat rasis bagi memastikan hak bangsanya yang menjadi simbol dan tunjang asas kenegaraan sesebuah negara itu terjamin.

Kami bukan Rasis tapi Nasionalis

Sebagai orang Melayu, fitrahnya pasti akan ada rasa cinta dan kasih terhadap bangsa dan agama. Atas dasar itu, orang Melayu perlu untuk mempertahankan hak mereka sebagai bangsa Melayu, hak datuk nenek moyang mereka dan hak anak cucu cicit mereka. Ini merupakan suatu perjuangan orang Melayu untuk melihat generasi Melayu mewarisi dan merasa nikmat seperti mana yang dimiliki pada hari ini. Tetapi bila mana Melayu ingin mempertahankan hak mereka, bila mana kerajaan membantu masyarakat Bumiputera, mereka digelar rasis dan hanya mementingkan bangsa Melayu. Namun jika bangsa lain yang dibantu kerajaan atau mendapat pertolongan, isu itu seakan-akan tidak timbul dan tidak rasis katanya. Persoalannya, mengapa kami perlu menjaja di tanah kami sendiri? Ini tanah kami, kamu yang menumpang, usahlah pertikai akan hak kami. Sedangkan tanah kami ditukar nama untuk dikongsi bersama, apakah hak istimewa kami perlu dikongsi juga?

Ini tanah air kami, bumi yang kami pijak dan langit yang kami junjung yang diwariskan kepada kami untuk kami perjuangkan. Seperti belanda mendapat tanah, diberi betis berkehendak peha.

Malangnya, bila masing-masing ingin berkuasa, bila mana orang Melayu ingin mempertahankan kedudukannya, dan bangsa-bangsa lain ingin mengambil kedudukan, kepentingan peribadi sering diutamakan dan kepentingan bangsa menjadi alat dagangan. Perjuangan bangsa mula diisi dengan politik, wang dan taburan kemewahan yang melalaikan pemimpin-pemimpin yang lemah semangat perjuangannya. Namun demikian, bila mana pemegang kuasa sedia ada berusaha mempertahankan kedudukan, pendirian dan kuasanya, mereka ini akan dituduh rasis dan menghancurkan perpaduan. Kesannya, lahir generasi-generasi yang lemah semangat juangnya, leka dan asyik dengan keseronokkan dan kemewahan dunia. Mereka tidak lagi cinta akan perjuangan bangsa dan agama, kerana mereka takut untuk mengorbankan keseronokkan yang mereka miliki. 

Fikirkanlah tentang masa hadapan, zaman anak cucu kita, apakah tidak lagi wujud semangat cintakan bangsa.

Wahai orang-orang Melayu, bangkitlah dari tidur, sedarlah dari angan-angan dan mimpi siangmu, semalam tanah ini tanah kita, hari ini sedikit demi sedikit hak istimewa kita kian tiada, sebelum hari esok tercatit akan sejarahnya. Janganlah kita layu di tanah sendiri, berputih mata tergadai maruah. Hari ini kita bangga akan sejarah bangsa dan tugu-tugu menjadi tanda. Jangan esok bila kita tiada, cucu cicit kencing ditepi pusara,marah pabila hak mereka sudah tiada, kerana kita tidak pertahankannya. Bangkitlah bangsaku! Ayuh bersama dan bersatu. Kembalilah kepada budaya dan cara hidup Melayu, dimana Islam sebagai asasnya. Kerana Islam agama penyatuan, Islam agama persaudaraan dan Islam agama perpaduan. Bagaimana hendak bersatu kalau islam dan iman tidak berlaziman, dan bila Al-Quran tidak lagi menjadi rujukkan.

Firman Allah:
“Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah (peraturan Tuhan) dan janganlah kamu berpecah-belah.”

Bangsaku, Tiupkan lah api perjuangan dihatimu, suburkanlah benih-benih fisabilillah, bangunkanlah semangat jihad dengan darah dan air mata, serta Al-Quran dan pedang sebagai senjata. Bersama dan bersatu.